Senin, 25 Oktober 2010

program pemberdayaan ekonomi perempuan korban kekerasan

Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Korban Kekerasan Oleh P2TP2A


  
Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan usaha yang membutuhkan interaksi yang sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan potensinya masing-masing dari aktor-aktor pemberdaya dan perempuan yang diberdayakan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) merupakan sebuah lembaga pemerintah berbasis masyarakat yang bersentuhan langsung dengan perempuan korban kekerasan, yang memiliki kewajiban moral untuk turut serta memerangi dan menanggulangi faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Salah satu yang menjadi perhatian selain memberikan perlindungan kepada perempuan dari perilaku yang mengarah pada kekerasan, juga menciptakan kemandirian bagi perempuan dengan melakukan program pemberdayaan ekonomi perempuan.
Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan merupakan bentuk kepedulian dari pemerintah dalam memberdayakan perempuan di bidang ekonomi. Program yang juga berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan korban kekerasan dengan memberikan ketrampilan dan peralatan bantuan seperti peralatan jahit, peralatan salon, peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya, dan lain sebagainya sesuai dengan jenis ketrampilan yang diberikan. Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan, mempunyai tujuan salah satunya adalah mempersiapkan perempuan korban kekerasan dalam proses reintegrasi sosial (kembali ke masyarakat dengan tidak menjadi beban).
Secara teoritis, pemberdayaan mengandung makna adanya partisipasi seluruh pihak yang diwujudkan dalam strategi pemberdayaan yakni pembangunan kesejahteraan sosial dengan jalan memanfaatkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang belum didayagunakan secara optimal. Berdasarkan teori pemberdayaan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan dengan menggali kemampuan sasaran pelayanan, mendayagunakan potensi dan sumber yang tersedia di masyarakat dengan memberikan ketrampilan, pendampingan, dan bimbingan sosial serta pengembangan usaha ekonomi produktif, dan usaha kesejahteraan sosial. Berpegang pada hal diatas, penerapan atau implementasi dari program pemberdayaan ekonomi tersebut di rasa telah sesuai.
Program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan korban kekerasan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Latihan Ketrampilan
Adapun latihan ketrampilan yang diberikan bagi perempuan korban kekerasan dilakukan setelah permasalahan yang mereka alami terselesaikan, pelatihan ketrampilan ini meliputi pemberian ketrampilan memasak, salon, tata rias, menjahit, membuat kerajinan dari manik-manik dan pemanfaatan barang bekas. Masing-masing program memakan waktu pelatihan yang berbeda-beda, selain itu lama tidaknya pelatihan juga disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu dalam menangkap dan memahami pelatihan yang diberikan. Pelatihan diselenggarakan dengan menggunakan metode partisipatif yaitu setiap peserta mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk ikut berperan aktif dan memilih jenis ketrampilan atau kegiatan yang sesuai dengan minatnya, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi klien apabila ia ingin mengikuti keseluruhan pelatihan ketrampilan yang diberikan.
Program ini juga dipersiapkan bagi perempuan korban kekerasan dalam rangka reintegrasi sosial, yakni proses persiapan agar mereka dapat kembali dan diterima oleh masyarakat sehingga tidak menimbulkan beban bagi masyarakat di lingkungannya. Dalam memberikan ketrampilan bagi perempuan korban kekerasan, pemerintah mendatangkan fasilitator atau pemandu sehingga diharapkan ketrampilan yang diberikan dapat maksimal dan diterima dengan baik. Pelatihan dijalankan dengan menggunakan metode pelatihan yang menggunakan pendekatan pembelajaran bersama atau kesetaraan. Pendekatan ini menitikberatkan pada semua pelaksanaan kegiatan melalui proses belajar bersama, sehingga tercipta kesetaraan yang berkesinambungan dalam kesejajaran dan kemitraan.
2. Input ProduksiSedangkan untuk input produksi yang diberikan pada perempuan korban kekerasan adalah pemberian bantuan berupa sebuah modal usaha yang bisa berupa uang atau sebuah barang. Aneka ragam bantuan modal usaha tersebut bisa berupa sebuah mesin jahit, peralatan salon, peralatan memasak, gerobak sayur beserta isinya. Pemberian modal usaha berupa alat-alat ketrampilan dan lain-lain sesuai dengan minat ketrampilan yang telah mereka pelajari. Pemberian bantuan ini merupakan hasil bantuan dari Departemen Sosial karena adanya kerjasama berjejaring antar lembaga. Akan tetapi tidak semua dari korban kekerasan yang mengikuti program pemberdayaan ekonomi ini memperoleh bantuan, bantuan ini banyak diberikan pada pelaku pemberdayaan ekonomi yang menurut lembaga lebih membutuhkan, dan berasal dari keluarga yang tidak mampu.Selama dalam proses pemberdayaan ekonomi ini mereka yang sudah memperoleh bantuan modal usaha dapat langsung menggunakannya untuk menambah penghasilan. Pemberian modal usaha ini dimaksudkan agar mereka mampu mempraktekan ketrampilan yang telah mereka pelajari, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri. Selain itu, mereka juga dapat menghasilkan barang-barang yang dapat menambah penghasilan bagi mereka.
3. Kegiatan Berkelompok
Kegiatan berkelompok ini dilakukan dengan cara mengumpulkan individu-individu atau perempuan korban kekerasan yang telah selesai masalahnya untuk saling bertukar ketrampilan dan pengalaman hidup mereka sehingga saling menguatkan dan memberi semangat bagi yang lain. Mereka juga dapat bertukar pikiran dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. P2TP2A, berperan serta dalam menyediakan tempat bagi mantan perempuan korban kekerasan. Mereka dapat saling bertukar ketrampilan sehingga tidak jarang beberapa dari mereka yang dianggap mampu ditunjuk untuk ikut serta menjadi fasilitator atau pemandu bagi yang lain. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai alat untuk bertukar informasi tentang kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan bersama.
4. Sistem Pemasaran
Selain memberikan ketrampilan dan modal usaha, P2TP2A juga membantu memasarkan hasil produksi tersebut, misalnya melalui event pameran baik pada saat acara study banding dari daerah lain maupun pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota, dijual dari kantor ke kantor, dan lain sebagainya. Selain itu, pengelola P2TP2A juga akan membantu melakukan promosi kepada pengusaha untuk memesan produk yang mereka hasilkan. Dari hasil penjualan tersebut, keuntungan yang diperoleh menjadi milik klien, setelah dipotong 10% untuk kas yang dijadikan sebagai tabungan bersama. Tabungan inilah yang rencananya akan digunakan sebagai keperluan bersama, misalnya pada saat klien membutuhkan uang, mereka dapat meminjam melalui tabungan tersebut.
Dengan segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh P2TP2A diharapkan fungsi dan keberadaan P2TP2A dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat khususnya kaum perempuan, dan dapat diakses oleh seluruh perempuan dan anak yang membutuhkannya tanpa terkecuali. Jangan takut untuk meminta pertolongan pada keluarga, teman, LSM, polisi atau orang lain yang dipercaya bisa membantu.
  Ditulis oleh Anggin Nuzula Rahma ( menegpp.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar